[Medan | 16 Mei 2024] Emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu terpantau kompak melesat pada perdagangan hari Rabu (15/5/2024). Adapun saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) tercatat naik 7,55% ke level Rp 9.975 per saham, dan bahkan berhasil mencetak rekor harga tertinggi alias all time high (ATH) di level Rp 10.425 pada pukul 10.10 WIB.
Selain BREN, emiten milik Prajogo lainnya yaitu PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) juga ditutup menyentuh all time high (ATH) di level Rp 9.125 per saham. Begitu pula dengan saham PT Petrosea Tbk (PTRO) yang menyentuh ATH di level Rp 8.500 per saham. Sementara itu, PT Jaya Kreasi Tbk (CUAN) naik 6,80% ke level Rp 7.850 per saham, dan saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) juga melesat 7,29% ke level Rp 1.030 per saham.
Kenaikan empat saham Prajogo ini pun berhasil menjadi pendukung utama laju kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup naik 1,36% ke level Rp 7.179. Selain itu, lonjakan harga saham-saham ini juga membawa Prajogo Pangestu naik ke peringkat ke-24 orang terkaya di dunia versi Forbes Real Time Billionaires, dengan total kekayaan US$ 66,9 miliar atau sekitar Rp 1.070,40 triliun.
Melesatnya saham TPIA sendiri terjadi usai perusahaan berhasil masuk dalam kategori indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) periode Mei 2024. Pada kategori MSCI Global Standard Indexes, Morgan Stanley memasukkan PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) dan mengeluarkan dua emiten yaitu PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).
Kemudian di kategori MSCI Global Small Cap Indexes, MSCI memasukkan nama PT Gudang Garam Tbk. (GGRM), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA), PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR) dan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Compa Tbk. (ULTJ). Sebagai informasi, untuk masuk dalam indeks MSCI, saham harus memenuhi syarat seperti kapitalisasi pasar besar, likuiditas tinggi, dan keterjangkauan bagi investor internasional.
Masuknya sebuah saham ke dalam indeks MSCI biasanya meningkatkan likuiditas dan mengubah persepsi pasar terhadap saham tersebut. Inklusi dalam indeks global seperti MSCI memberi sinyal positif kepada investor domestik dan internasional bahwa saham tersebut memenuhi standar tertentu dalam kinerja dan stabilitas. Alhasil, saham tersebut cenderung mengalami peningkatan volume perdagangan karena banyak manajer investasi yang mengikuti indeks ini akan memasukkannya ke dalam portofolio mereka.