[Medan | 26 Juli 2024] Sejumlah sekuritas mulai menurunkan target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk akhir 2024, meskipun awal tahun ini banyak yang memproyeksikan IHSG bisa mencapai 8.000.
RHB Sekuritas Indonesia, misalnya, menurunkan target IHSG dari 7.900 menjadi 7.800 untuk akhir 2024. Penurunan ini didasarkan pada proyeksi melemahnya prospek kuartal ketiga tahun 2024 akibat pelemahan nilai tukar rupiah dan likuiditas ketat yang berkepanjangan di sektor perbankan setelah kenaikan suku bunga BI yang tak terduga pada April.
Selain itu, Mirae Asset Sekuritas Indonesia juga menurunkan target IHSG di akhir tahun dari 8.100 menjadi 7.585. Alasan utama penurunan target ini adalah penyesuaian suku bunga acuan yang semakin terbatas karena Bank Indonesia menghadapi tekanan pada nilai tukar rupiah.
Sementara itu, Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Samsul Hidayat, mengatakan bahwa investor pasar modal Indonesia diperkirakan akan mengurangi transaksi di Bursa Efek Indonesia dan beralih ke investasi kripto. Menurutnya, ada tren di pasar modal di mana jika pasar saham tidak menjanjikan keuntungan yang memadai, investor cenderung beralih ke produk lain.
Sejalan dengan itu, CEO Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Tae Yong Shim, menyampaikan bahwa kondisi pasar saham yang bearish pada semester I-2024 membuat sebagian investor berpindah ke kripto. Menurutnya, total pengguna Bitcoin saat ini mencapai 18,5 juta, jauh lebih besar dari total investor pasar modal. Shim juga mencatat bahwa jumlah investor aktif yang melakukan transaksi turun sekitar 30% dari puncaknya, dan ini merupakan angka terendah menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI).
Tae Yong Shim juga mengatakan bahwa banyak investor meninggalkan pasar modal karena kontroversi terkait papan pemantauan khusus (PPK) dengan metode full call auction (FCA). Meskipun secara pribadi Shim mendukung kebijakan FCA, hal ini menimbulkan kontroversi yang membuat investor beralih ke kripto.