[Medan | 4 November 2024] Pekan ini diprediksi menjadi yang paling penting bagi pasar saham di tahun 2024, dengan dua peristiwa besar yang diperkirakan akan memengaruhi pergerakan pasar. Amerika Serikat akan menggelar pemilihan presiden pada Selasa (5/11/2024), sementara Federal Reserve dijadwalkan mengumumkan kebijakan moneternya pada Kamis (7/11/2024).
Pada hari Selasa, pemilih AS akan memilih antara Donald Trump dari Partai Republik dan Kamala Harris dari Partai Demokrat, dalam persaingan ketat yang belum bisa dipastikan hasilnya. Berdasarkan laporan dari The New York Times, survei terbaru pada 3 November 2024 pukul 15.00 WIB menunjukkan bahwa Harris unggul tipis 1% dibandingkan Trump dalam rata-rata survei nasional.
Walaupun kedua kandidat, Kamala Harris dan Donald Trump, memiliki tujuan serupa seperti menciptakan lapangan kerja dan memperkuat sektor manufaktur AS, pendekatan mereka terhadap kebijakan ekonomi sangat berbeda. Karena itu, reaksi pasar keuangan akan bergantung pada siapa yang terpilih sebagai presiden.
Analis Keuangan dari Octa Broker, Kar Yong Ang, berpendapat bahwa jika Kamala Harris terpilih menjadi presiden namun kekuasaannya terbatas akibat dominasi Partai Republik di DPR dan Senat, kebijakan Harris mungkin akan terhambat atau diubah secara signifikan. Kondisi ini berpotensi menciptakan lingkungan politik yang tidak stabil, yang biasanya dihindari oleh investor. Situasi ini dapat mengakibatkan ekonomi AS melemah, saham turun, dan dolar melemah.
Sebaliknya, jika Donald Trump yang menang dan menguasai eksekutif bersama Partai Republik di kedua dewan Kongres, investor mungkin akan menyambutnya secara positif, setidaknya dalam jangka pendek, karena janji Trump untuk mengurangi birokrasi dan memotong pajak. Kondisi ini bisa mendorong indeks saham naik dan dolar AS menguat, meskipun ada risiko jangka panjang terkait kebijakan perdagangan Trump.
Dua hari setelah pemilu AS, Federal Reserve akan mengumumkan keputusan terkait suku bunga untuk bulan November. Pasar mengantisipasi penurunan suku bunga sebesar 0,25% pada tanggal 7 November, sesuai dengan perkiraan CME FedWatch Tool. Jika terjadi, ini akan menjadi penurunan kedua dalam siklus ini setelah pemangkasan 0,5% pada 18 September, membawa target suku bunga dana federal ke kisaran 4,5% hingga 4,75%.