[Medan | 18 Desember 2025] Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (17/12/2025). Pada hari pertama perdagangan, saham bank digital hasil kolaborasi grup Emtek, Grab, Singtel, dan KakaoBank ini langsung melesat 24,4% ke level Rp790 per saham dan menyentuh Auto Reject Atas (ARA).
SUPA menjadi emiten ke-26 yang melantai di BEI sepanjang 2025. Dalam aksi IPO ini, perseroan melepas sekitar 4,4 miliar saham atau setara 13% dari modal ditempatkan dengan harga penawaran Rp635 per saham, sehingga menghimpun dana segar sebesar Rp2,79 triliun.
Meski debut SUPA berlangsung solid, pergerakan saham-saham grup Emtek justru bergerak berlawanan. Saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) terkoreksi 5,44% ke level Rp1.390 pada sesi perdagangan yang sama. Tekanan juga terjadi pada saham afiliasi lainnya seperti PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Bukalapak Tbk (BUKA), hingga PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME).
Secara struktur kepemilikan, pasca IPO, Emtek bersama Grab, Singtel, dan KakaoBank masih menguasai sekitar 80,36% saham SUPA. EMTK sendiri tercatat memiliki porsi sekitar 27,1%, menjadikannya pemegang saham terbesar dan pengendali utama dalam ekosistem Superbank.
Namun demikian, pelemahan saham EMTK dinilai mencerminkan aksi ambil untung (profit taking) investor di level induk usaha. Kenaikan signifikan SUPA pada hari pertama perdagangan mendorong sebagian pelaku pasar merealisasikan keuntungan di saham EMTK yang sebelumnya telah menguat lebih dulu sebagai proxy eksposur IPO Superbank.
Selain itu, pasar juga menilai dampak finansial IPO SUPA terhadap EMTK bersifat jangka menengah–panjang, bukan katalis instan terhadap kinerja laba konsolidasi. Valuasi EMTK saat ini masih lebih banyak ditopang oleh kinerja bisnis media, digital, dan kesehatan, sehingga euforia IPO SUPA belum cukup kuat untuk mengangkat sentimen saham induk dalam jangka sangat pendek.
Di sisi lain, analis Panin Sekuritas menilai struktur kepemilikan SUPA justru menjadi keunggulan kompetitif jangka panjang. Ekosistem multi-mitra yang dibangun, melibatkan EMTK sebagai pemilik basis pengguna digital, Grab sebagai mesin akuisisi nasabah, serta Singtel dan KakaoBank sebagai penguat kapabilitas data dan kredit digital, dinilai memberi fondasi pertumbuhan yang solid bagi SUPA.
Dengan demikian, divergensi pergerakan antara SUPA dan saham grup Emtek lebih mencerminkan perbedaan horizon investasi. SUPA mendapatkan momentum euforia listing, sementara saham EMTK dan afiliasinya mengalami penyesuaian teknikal setelah ekspektasi IPO terealisasi.
