[Medan | 8 Maret 2024] Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), bank swasta terbesar di Indonesia, mencapai level tertinggi sepanjang masa (all-time high/ATH) pada perdagangan Kamis (7/3/2024). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 14.26 WIB, saham BBCA menguat 2,01% ke level Rp 10.150 per saham, dengan nilai transaksi tercatat mencapai Rp 741,54 miliar dan volume perdagangan 73,55 juta saham.
Melesatnya saham BBCA ini pun tak lepas dari kinerja keuangan yang positif sehingga membuat investor menantikan besaran dividen yang akan ditebar kali ini. Sebagai informasi, BBCA mengumumkan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 14 Maret 2024 mendatang, dengan salah satu agendanya adalah memutuskan soal pembagian dividen tunai. Adapun RUPST ini dijadwalkan pada tanggal 14 Maret 2024, pukul 09.30 WIB, di Menara BCA, Grand Indonesia, Jl. M.H. Thamrin Nomor 1 Jakarta.
BBCA biasanya membagikan dividen sebanyak dua kali untuk satu periode tahun buku keuangan sejak 2004. Dividen pertama, dalam bentuk dividen interim, biasanya diumumkan pada rentang September hingga Desember. Dividen kedua, dividen final, diputuskan melalui rapat umum pemegang saham tahunan. Adapun dalam laporan bertajuk Equity Market Outlook 2024, Tim Ciptadana Sekuritas Asia memperkirakan dividend yield yang akan dibagikan BBCA berkisar di rentang 1,8% untuk Tahun Buku 2023 dan 2,2% untuk Tahun Buku 2024.
Merespon harga all time high ini, BBCA masih belum berencana untuk melakukan kembali stock split atau pemecahan saham. Menurut Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, harga saham bank tersebut masih terjangkau oleh para investor ritel. Ia mengatakan yang perlu diperhatikan bagi investor ritel adalah likuiditas di pasar. Harga saham di level Rp 10.000 an ini pun dinilai masih sejalan dengan keterjangkauan bagi para investor retail dan juga tidak terlalu kecil bagi para investor asing.