[Medan | 21 Agustus 2025] Blackrock tercatat terus menambah kepemilikan di saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) sepanjang 2025, meski sejumlah investor institusi besar justru mengurangi porsinya.
Pada penutupan perdagangan Rabu (20/8/2025), saham PGEO ditutup melemah 3,41% ke Rp1.415 per lembar. Namun, jika dilihat sejak awal tahun, harga saham emiten panas bumi ini telah melonjak 50,53%.
Data Bloomberg menunjukkan, Blackrock sudah mengoleksi lebih dari 2,91 juta lembar saham PGEO sepanjang 2025. Hanya pada semester II saja, tambahan akumulasi mencapai 95.800 lembar. Kini, total kepemilikan Blackrock di PGEO mencapai 10,02 juta lembar, naik dari 7,10 juta lembar di akhir 2024. Meski jumlah itu masih jauh lebih rendah dibanding porsi kepemilikan di atas 100 juta lembar pada 2024, tren akumulasi kembali memberi sinyal kepercayaan jangka panjang.
Sebaliknya, beberapa investor besar memilih mengurangi kepemilikannya. Danareksa Investment melepas 4,25 juta lembar sejak awal tahun, meski masih memegang 22,58 juta lembar. ABRDN Investment Luxembourg juga melepas 4,23 juta lembar hingga total kepemilikan tersisa 16,12 juta lembar. Indo Premier Sekuritas lebih agresif dengan menjual lebih dari 16 juta lembar, meninggalkan 12,11 juta lembar di portofolionya.
Dari sisi prospek, konsensus 11 analis Bloomberg menempatkan target harga PGEO di Rp1.675 per lembar untuk 12 bulan ke depan, mencerminkan potensi kenaikan 18,4%. Sebanyak 6 analis merekomendasikan buy dan 5 lainnya merekomendasikan hold.
Optimisme ini juga ditopang agenda ekspansi bisnis. PGEO bersama PLN sepakat mengembangkan proyek energi panas bumi dengan kapasitas hingga 530 MW, mencakup pembangunan PLTP Ulubelu Binary Unit (30 MW) di Lampung dan PLTP Lahendong Binary Unit (15 MW) di Sulawesi Utara. Total nilai investasi jangka panjang dari proyek-proyek panas bumi ini diperkirakan bisa menembus US$5,4 miliar atau sekitar Rp88,5 triliun.
Langkah Blackrock yang konsisten menambah kepemilikan di tengah aksi lepas investor besar lain memberi pesan kuat bahwa saham PGEO masih dipandang strategis, baik dari sisi potensi pertumbuhan bisnis energi terbarukan maupun peran pentingnya dalam mendukung target transisi energi Indonesia menuju Net Zero Emission 2060.