[Medan | 8 Mei 2025] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penguatan selama delapan hari berturut-turut, dengan ditutup naik 0,40% ke level 6.926 pada perdagangan Rabu, 7 Mei 2025. Namun, di tengah tren kenaikan tersebut, investor asing justru membukukan aksi jual bersih atau net sell selama dua hari terakhir, dengan nilai yang cukup signifikan—mencapai Rp1,74 triliun pada perdagangan kemarin.
Meski pasar saham masih dalam tren naik, Phintraco Sekuritas memperkirakan IHSG berpotensi mengalami koreksi teknikal pada perdagangan Kamis, 8 Mei 2025. Prediksi pergerakan indeks diperkirakan berada pada kisaran resistance di 7.000, pivot di 6.950, dan support di 6.850.
Phintraco menilai penguatan IHSG didorong oleh optimisme pasar terhadap rencana pertemuan antara Amerika Serikat dan China yang akan berlangsung di Swiss pada akhir pekan ini. Pertemuan tersebut diharapkan meredakan ketegangan dagang yang meningkat pasca pengumuman tarif impor besar-besaran oleh Presiden AS Donald Trump. Jika pertemuan ini membuahkan hasil positif, pelaku pasar menilai risiko perlambatan ekonomi AS dapat mereda, termasuk kekhawatiran terhadap lonjakan inflasi dan meningkatnya pengangguran.
Dari sisi kebijakan moneter, The Federal Reserve (The Fed) kembali menahan suku bunga acuan di level 4,25%–4,50% dalam rapat FOMC terbaru pada Rabu waktu AS. Ini menjadi kali ketiga berturut-turut The Fed mempertahankan suku bunga sejak pemangkasan terakhir pada Desember 2024. Tidak adanya kejutan dari hasil FOMC turut menjaga stabilitas pasar global.
Dari Asia, sentimen positif juga datang dari langkah bank sentral China yang memangkas suku bunga reverse repo 7 hari menjadi 1,4% (dari 1,5%) dan menurunkan rasio cadangan wajib perbankan (RRR) sebesar 50 basis poin, menjadi rata-rata 6,2%. Stimulus moneter ini diharapkan dapat memperkuat likuiditas perbankan dan mendorong pemulihan ekonomi di Tiongkok, yang merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia.