[Medan | 8 Oktober 2025] Direktur Utama PT Timah Tbk (TINS), Restu Widiyantoro, mengungkapkan bahwa perseroan akan mulai mengoperasikan enam smelter sitaan negara di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2026. Pengoperasian ini diharapkan dapat memberikan dorongan signifikan bagi perekonomian daerah serta meningkatkan produktivitas industri timah nasional.
Adapun enam smelter yang diserahkan negara kepada PT Timah untuk dikelola merupakan bekas milik PT Stanindo Inti Perkasa (SIP), CV Venus Inti Perkasa (VIP), PT Menara Cipta Mulia (MCM), PT Tinindo Internusa (Tinindo), PT Sariwiguna Bina Sentosa (SBS), dan PT Refind Bangka Tin (RBT).
Restu menjelaskan, dalam waktu satu minggu ke depan, perusahaan akan melakukan peninjauan teknis dan evaluasi fasilitas di masing-masing smelter sebelum memulai proses produksi. Target pengelolaan dan produksi ditetapkan awal 2026, dengan fokus utama pada peningkatan kapasitas pengolahan dan efisiensi produksi balok timah.
“Untuk saat ini kami tengah mempersiapkan peralatan dan fasilitas agar produksi timah dapat ditingkatkan secara optimal,” ujar Restu di Jakarta, Selasa (7/10/2025). Ia menambahkan bahwa PT Timah telah mulai menghimpun pasokan pasir timah untuk diolah di fasilitas baru tersebut.
Restu juga menyampaikan optimisme setelah kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Bangka Belitung yang menyaksikan langsung penyerahan aset rampasan negara. Dukungan pemerintah dinilai menjadi momentum penting bagi PT Timah untuk memperkuat kapasitas produksi dan kemandirian industri timah nasional.
Pengoperasian enam smelter baru ini berpotensi meningkatkan output timah nasional sekaligus memperkuat fundamental kinerja TINS, yang dalam beberapa bulan terakhir telah mencatat kenaikan harga saham signifikan di tengah sentimen positif sektor tambang logam.