[Medan | 19 September 2024] PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), perusahaan yang bergerak dalam bidang investasi dan jasa penunjang telekomunikasi ini akan menggelar Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) alias rights issue sebanyak-banyaknya Rp 9 triliun dengan harga penawaran yang akan ditetapkan dan diumumkan kemudian dalam prospektus PMHMETD.
Pelaksanaan penambahan modal dilakukan melalui PMHMETD dan pengajuan pernyataan pendaftaran PMHMETD akan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan digelar pada tanggal 25 Oktober 2024 mendatang.
Nantinya, dana hasil PMHMETD, setelah dikurangi dengan biaya emisi, akan digunakan untuk pembayaran pinjaman dan untuk keperluan modal kerja TOWR dan/atau PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo). Protelindo merupakan anak perusahaan TOWR yang 99% sahamnya dimiliki oleh perseroan. Adapun pinjaman mana dari perseroan dan/atau Protelindo yang akan dibayar akan ditentukan kemudian.
Sebagai informasi, TOWR telah mengakuisisi 90,1% saham PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) memberikan potensi pertumbuhan yang signifikan. Portofolio IBST terdiri atas 3.300 menara telekomunikasi dan 7.000 km serat optik, dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) sebagai penyewa utama. Akusisi itu memungkinkan TOWR mengamankan recurring EBITDA baru sekitar Rp 700 miliar.
Adapun tahun ini, TOWR mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp 6 triliun, yang akan digunakan untuk memperluas jaringan FTTH (fiber to the home) dan mendukung relokasi Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) melalui pembangunan menara B2S (built to suit).
BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan bahwa pendapatan non-menara TOWR akan tumbuh dengan CAGR sebesar 12% pada 2023-2026, yang diharapkan dapat menyeimbangkan pertumbuhan datar di segmen menara. Dengan demikian, total pendapatan TOWR diproyeksikan tumbuh dengan CAGR 4-6% pada periode yang sama.