[Medan | 7 November 2024] Calon Presiden dari Partai Republik, Donald Trump, berhasil memenangkan Pemilihan Presiden AS 2024. Pemilihan ini melibatkan 538 suara electoral college, dimana seorang kandidat harus mengumpulkan minimal 270 suara elektoral untuk menang. Berdasarkan hasil perhitungan AP, Trump memperoleh 277 suara elektoral dengan total 70.843.951 suara atau 51%, sementara Kamala Harris memperoleh 224 suara elektoral dengan total 65.932.632 suara.
Kemenangan Trump memicu optimisme di pasar global. Saham berjangka AS dan nilai dolar menguat, imbal hasil Treasury naik, serta bitcoin mengalami lonjakan, mencerminkan respons positif dari para investor. Namun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru melemah 1,44% dan ditutup pada level 7.383 pada akhir perdagangan hari Rabu (6/11/2024).
Dari sebelas indeks sektoral, hanya dua yang berhasil bertahan di zona hijau, yaitu sektor industri yang naik 0,38% dan sektor bahan baku yang naik 0,18%. Sementara itu, sektor dengan penurunan terbesar adalah teknologi yang turun 2,96%, properti turun 2,00%, dan keuangan turun 1,77%.
Sementara itu, saham-saham yang berhasil menguat dan menjadi top gainers termasuk PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) yang naik 3,57%, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) yang menguat 2,22%, dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) yang naik 1,37%. Sementara itu, saham-saham yang mengalami penurunan signifikan antara lain PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang turun 6,57%, PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) yang melemah 6,56%, dan PT Indosat Tbk (ISAT) yang anjlok 5,86%.
Senior Market Analyst dari Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menjelaskan bahwa tekanan pada IHSG hari ini, Rabu (6/11), disebabkan oleh hasil sementara pemilu AS yang menunjukkan keunggulan Trump. Menurut Nafan, jika Trump terpilih kembali dan inflasi terus naik, maka suku bunga di AS kemungkinan akan tetap tinggi dalam waktu lama untuk mengendalikan inflasi.
Kebijakan proteksionis Trump terhadap ekonomi AS juga dikhawatirkan investor asing, yang berpotensi mendorong aksi jual asing. Harapan bahwa Trump akan memprioritaskan pasar domestik AS dan mengurangi ketergantungan pada negara berkembang, termasuk Indonesia, juga bisa memberikan tekanan pada saham perbankan besar seperti BBRI, BMRI, dan BBCA.
Di sisi lain, grup bisnis Hary Tanoesoedibjo (HT) diperkirakan mendapat manfaat dari kemenangan Trump. Kedekatan HT dengan Trump dapat membuka peluang bagi Grup MNC untuk memperoleh akses atau dukungan dalam proyek-proyek strategis. Saham-saham Grup MNC, seperti KPIG dan MNCN, mungkin berpotensi merespons secara positif kemenangan Trump, terutama jika ekspektasi akan adanya proyek atau kerja sama baru meningkat.