[Medan | 18 Juli 2024] Unilever berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada sebagian pekerja di Eropa pada akhir 2025. CEO Unilever Hein Schumacher mengungkapkan pemutusan hubungan kerja ini diambil sebagai langkah untuk mendongkrak pertumbuhan bisnis perusahaan.
Sebelumnya pada bulan Maret 2024, perusahaan juga telah memangkas 7.500 karyawan atau 5 persen dari keseluruhan secara global yang mencapai 128.000 orang. Pemangkasan dilakukan sebagai langkah efisiensi biaya seiring dengan rencana perusahaan untuk memisahkan unit bisnis es krimnya.
Sebagai informasi, Unilever telah mengambil langkah untuk memisahkan bisnis es krimnya, termasuk merek-merek terkenal seperti Magnum dan Ben & Jerry’s. Menurut Jack Martin, Manajer Portofolio di Oberon Investments, upaya tersebut sangat diperlukan untuk mendongkrak kembali kinerja yang tengah memburuk dari perspektif pemegang saham.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo, melihat potensi PHK juga bisa terjadi di UNVR Indonesia. Hal ini mengingat kinerja penjualan yang belum begitu pulih. Selain itu, laporan keuangan menunjukkan penurunan jumlah pegawai sebesar 129 karyawan pada kuartal I 2024, meskipun belum jelas apakah ini disebabkan oleh PHK atau faktor lain.
Azis menambahkan bahwa kinerja penjualan UNVR masih tumbuh terbatas karena persaingan yang ketat dan daya beli masyarakat yang cenderung melemah. Dia menyarankan untuk bersikap wait and see terhadap saham UNVR atau memanfaatkan trading jangka pendek jika ada momentum teknikal yang muncul.
Sementara itu, Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information di Mirae Aset Sekuritas Indonesia, mengatakan bahwa isu PHK massal pada karyawan Unilever di Eropa berdampak pada pelemahan saham UNVR. Namun, ia juga melihat pelemahan saham UNVR ini dipengaruhi oleh sentimen geopolitik terkait aksi boikot Israel akibat konflik kemanusiaan di Palestina.