[Medan | 9 September 2025] PT United Tractors Tbk (UNTR), emiten grup Astra, menyiapkan ekspansi bisnis dengan memperluas portofolio di sektor energi baru terbarukan (EBT), emas, dan nikel pada 2026.
Direktur UNTR, Iwan Hadiantoro, menyampaikan perusahaan terus mencari peluang akuisisi tambang emas, meningkatkan kapasitas nikel, serta menjajaki peluang di dalam maupun luar negeri. Di sisi energi terbarukan, UNTR fokus mengembangkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Solar Photovoltaic (Solar PV), serta meningkatkan kapasitas panas bumi melalui PT Supreme Energy Rantau Dedap.
Perusahaan juga membentuk PT Jabar Environmental dan Kanadevia Corporation untuk membangun pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) di Legok Nangka, Jawa Barat, dengan kapasitas penanganan limbah 2.000 ton per hari.
Direktur UNTR, Vilihati Surya, memproyeksikan penjualan emas mencapai 240 ribu ons hingga akhir 2025, meningkat 3% dibanding tahun sebelumnya. Penjualan nikel ore Stargate diperkirakan mencapai 2 juta wet metric ton, terdiri dari 1,3 juta wmt limonite dan 700 ribu wmt saprolite, naik 1% secara tahunan. Untuk 2026, penjualan emas dan nikel diperkirakan relatif sama seperti 2025.
Equity Research Analyst OCBC Sekuritas, Farrell Nathanael, menilai prospek jangka panjang UNTR positif karena strategi perusahaan menyeimbangkan kontribusi pendapatan dari sektor batu bara dan non-batu bara hingga 2030. UNTR juga mengalokasikan anggaran tahunan signifikan untuk memperluas portofolio mineral dan berinvestasi di energi terbarukan, termasuk proyek waste-to-energy yang ditargetkan selesai pada 2026.
Meskipun begitu, UNTR menghadapi tantangan seperti persaingan ketat dari produsen China di pasar alat berat, potensi penurunan harga komoditas, biaya operasional lebih tinggi, dan risiko dilusi ROE akibat akuisisi.
Farrel menilai valuasi saham UNTR masih menarik, didukung neraca keuangan kuat dan potensi dividen sekitar 8%. Strategi diversifikasi yang solid menjadi dasar rekomendasi beli dengan target harga saham UNTR di Rp 29.000.