[Medan | 30 Juni 2025] Bursa saham Amerika Serikat melanjutkan penguatan pada Jumat (27/6/2025), dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq membukukan penutupan tertinggi sepanjang sejarah.
Sentimen positif dipicu oleh meredanya ketegangan geopolitik Iran-Israel serta harapan pemangkasan suku bunga oleh The Fed di tengah perkembangan positif negosiasi dagang global.
Di dalam negeri, IHSG ditutup naik 0,96% ke level 6.897 pada Kamis (26/6), didorong sentimen eksternal dan antisipasi pasar terhadap data ekonomi yang akan dirilis dalam waktu dekat.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menyebut data inflasi AS, khususnya indikator PCE dan Core PCE, menjadi fokus utama investor global karena akan mempengaruhi arah kebijakan moneter The Fed.
Sementara itu, VP Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi menyoroti potensi tekanan dari data tenaga kerja AS, dengan ekspektasi perlambatan NFP ke 10.000 pada Juni dari sebelumnya 139.000, yang berpotensi disikapi negatif oleh pasar.
Dari domestik, inflasi Indonesia diperkirakan melambat ke 2,3% yoy dari 2,4% sebelumnya. Namun, perlambatan ini bisa dinilai negatif jika disebabkan oleh pelemahan permintaan konsumsi.
Dari sisi geopolitik, tensi di Timur Tengah mulai mereda, dan negosiasi dagang AS-Tiongkok menunjukkan arah yang lebih konstruktif. Namun, Audi mengingatkan bahwa ketidakpastian tarif impor AS menjelang tenggat 9 Juli dan kebuntuan negosiasi dengan Kanada tetap menjadi risiko pasar.
Secara teknikal, IHSG pada Senin (30/6) diperkirakan bergerak dalam rentang 6.814–7.053 menurut Nafan, sementara Audi memproyeksikan IHSG bergerak mixed cenderung menguat di kisaran 6.795–6.980, dengan indikator RSI menunjukkan momentum penguatan.