[Medan | 15 April 2025] Mayoritas saham perusahaan yang memiliki lini bisnis terkait emas mengalami kenaikan serentak pada awal perdagangan Senin (14/4/2025), terdorong oleh lonjakan harga emas dunia yang sempat menembus level tertinggi sepanjang masa di atas US$3.200 per ons.
Mengacu pada data Bloomberg per Jumat (11/4/2025), harga emas di pasar spot menguat 1,04% dan mencapai US$3.209,22 per ons pada pukul 08.30 WIB. Penguatan ini berlanjut di awal pekan, di mana pada Senin pagi (14/4/2025) harga emas spot kembali naik 0,2% atau sebesar 6,51 poin ke level US$3.244,12 per ons.
Kenaikan harga emas kali ini semakin menegaskan statusnya sebagai aset safe haven, di tengah ketidakpastian global yang dipicu oleh kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump. Komunikasi yang tidak konsisten dari Gedung Putih membuat pasar keuangan bergejolak, memicu tekanan di pasar saham, obligasi, hingga dolar AS. Walaupun Trump menunda pemberlakuan tarif tambahan selama 90 hari terhadap beberapa negara mitra dagang, sentimen negatif tetap kuat karena seluruh barang impor dari China masih dikenai tarif minimal 145%.
Penguatan harga emas, yang tercatat telah naik lebih dari 20% sejak awal tahun, turut didukung oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan oleh Federal Reserve serta pembelian emas oleh sejumlah bank sentral dunia. Data inflasi inti AS yang melandai pada Maret memperkuat keyakinan pasar akan adanya potensi tiga kali penurunan suku bunga tahun ini. Kondisi suku bunga yang rendah memang cenderung menguntungkan emas karena emas tidak memberikan imbal hasil bunga.
Sejalan dengan lonjakan harga emas, saham-saham emiten emas juga ikut menguat pada perdagangan hari Senin (14/4). Saham PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) tercatat naik 1,77%, saham PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) menguat 4,02%, dan saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 8,28%.