[Medan | 9 April 2024] PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), perusahaan BUMN yang bergerak di bidang konstruksi ini melaporkan kerugian sebesar Rp 7,12 triliun selama tahun 2023, meningkat dari kerugian sebesar Rp 59,59 miliar pada tahun 2022.
Berdasarkan laporan keuangannya, WIKA sejatinya mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 4,89% year-on-year (YoY) menjadi Rp 22,53 triliun. Secara rinci, segmen infrastruktur dan gedung berkontribusi sebesar Rp 11,85 triliun, kemudian segmen energi dan industrial plant sebesar Rp 4,10 triliun, segmen hotel sebesar Rp 869,19 miliar, dan segmen realty dan property berkontribusi sebesar Rp 600,4 miliar. Sementara itu, segmen industri berkontribusi sebesar Rp 5,01 triliun dan segmen investasi sebesar Rp 83,86 miliar.
Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok perseroan juga turut meningkat 7,21% secara tahunan menjadi Rp 20,66 triliun. Dengan begitu, laba kotor yang dibukukan WIKA sepanjang 2023 sebesar Rp 1,86 triliun atau terkoreksi 15,45% YoY. Alhasil, WIKA membukukan rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp 7,12 triliun, naik dari posisi 2022 yang mencapai Rp 59,59 miliar.
Adapun pos yang menyebabkan rugi WIKA membengkak ini adalah beban keuangan yang mengalami kenaikan 133,70% YoY menjadi Rp 3,2 triliun. Sementara itu, beban lain-lain tercatat mencapai Rp 5,4 triliun atau melesat 310,16% secara tahunan. Menurut Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito, tahun 2023 menjadi tahun yang penuh tantangan karena perusahaan melakukan restrukturisasi keuangan dan transformasi 8 stream metode penyehatan, dengan tujuan mempercepat pemulihan serta meningkatkan fundamental.
Di sisi lain, total aset WIKA mencapai Rp65,98 triliun atau mengalami penurunan 12,11% YoY. Liabilitas perusahaan juga turun 2,03% secara tahunan menjadi Rp56,4 triliun, sementara ekuitas mencapai Rp9,57 triliun atau mengalami penurunan 45,28% YoY. Adapun WIKA pada tahun 2023 mampu memperoleh kontrak baru sebesar Rp 29,25 triliun, dengan 93% kontrak yang digenggam perusahaan menerapkan pembayaran bulanan.