[Medan | 25 November 2024] Bank Indonesia (BI) melaporkan adanya aliran modal asing keluar dari pasar keuangan Indonesia sebesar Rp7,50 triliun selama periode 18-21 November 2024. Berdasarkan penjelasan Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dana asing yang keluar ini berasal dari tiga instrumen utama: pasar saham, Surat Berharga Negara (SBN), dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Secara rinci, arus modal keluar tercatat sebesar Rp3,30 triliun dari pasar saham, Rp3,59 triliun dari pasar SBN, dan Rp0,61 triliun dari SRBI. Meskipun demikian, jika dilihat dari awal tahun hingga 21 November 2024 (year to date), pasar keuangan Indonesia masih menunjukkan tren positif dengan aliran modal asing masuk. Pasar saham mencatat beli neto sebesar Rp27,15 triliun, pasar SBN sebesar Rp33,17 triliun, dan SRBI mencapai Rp187,68 triliun.
Tekanan dari aliran modal keluar ini beriringan dengan kenaikan premi risiko investasi Indonesia. Credit Default Swap (CDS) Indonesia untuk tenor 5 tahun naik tipis dari 72,61 basis poin (bps) pada 15 November menjadi 72,65 bps pada 21 November 2024. Namun, yield SBN tenor 10 tahun justru mengalami penurunan ke level 6,90%, mencerminkan stabilitas pasar obligasi domestik di tengah dinamika pasar global. Penurunan serupa juga terjadi pada yield US Treasury tenor 10 tahun, yang turun ke level 4,422 persen.
Kondisi ini mencerminkan adanya sentimen campuran di pasar keuangan. Di satu sisi, keluarnya modal asing dapat memberikan tekanan jangka pendek, tetapi di sisi lain, penurunan yield SBN mengindikasikan minat investor terhadap obligasi Indonesia tetap cukup kuat. Sementara itu, tren penurunan yield global, seperti pada US Treasury, juga mendukung penguatan aset pendapatan tetap secara umum.