[Medan | 4 Agustus 2025] Bank Indonesia melaporkan bahwa pada pekan terakhir Juli 2025, tepatnya selama periode 28 Juli hingga 1 Agustus, terjadi arahan dana asing keluar bersih sebesar Rp 16,24 triliun dari pasar keuangan domestik.
Data transaksi menunjukkan bahwa nonresiden melakukan penjualan bersih senilai Rp 2,27 triliun di pasar saham, Rp 1,37 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), dan Rp 12,60 triliun di instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang dibeli oleh asing.
Jika digabungkan, sejak awal Januari hingga 31 Juli 2025 tercatat jual neto asing sebesar Rp 58,69 triliun di pasar saham dan Rp 77,39 triliun di SRBI, sedangkan asing masih mencatat net beli senilai Rp 59,07 triliun pada pasar SBN.
Fenomena ini memicu kenaikan sedikit pada premi risiko investasi Indonesia: indikator Credit Default Swap (CDS) tenor 5 tahun naik dari 69,94 basis poin pada 25 Juli menjadi 71,40 basis poin pada akhir bulan.
Nilai tukar rupiah pun ikut menurun, ditutup di level Rp 16.450 per dolar AS pada 31 Juli dan dibuka melemah sedikit ke Rp 16.500 pada perdagangan 1 Agustus, sejalan dengan penguatan indeks dolar AS (DXY) ke level 99,97. Sementara itu, imbal hasil SBN tenor 10 tahun relatif stabil di kisaran 6,56%, sedangkan yield US Treasury 10 tahun turun ke level 4,37%.