[Medan | 8 September 2025] Bank Indonesia (BI) mencatat derasnya aliran keluar modal asing (capital outflow) dari pasar keuangan domestik pada awal September 2025. Dalam periode 1–3 September 2025, investor nonresiden tercatat melakukan jual neto sebesar Rp 16,85 triliun.
Tekanan terbesar berasal dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) dengan jual neto Rp 7,69 triliun, disusul pasar saham Rp 3,87 triliun, dan instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) Rp 5,29 triliun.
Secara kumulatif, sepanjang tahun berjalan hingga 3 September 2025, investor asing masih mencatat beli neto Rp 68,02 triliun di SBN. Namun, pada instrumen lain tercatat keluar dana cukup besar, yakni jual neto Rp 51,78 triliun di pasar saham dan Rp 106,38 triliun di SRBI.
Tekanan arus keluar tersebut berdampak pada stabilitas pasar keuangan domestik. Pada 3 September 2025, rupiah ditutup melemah ke level Rp 16.410 per dolar AS, sementara imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun naik ke 6,38 persen. Premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia tenor 5 tahun juga meningkat ke 71,57 basis poin (bps) dari posisi 69,52 bps pada 29 Agustus 2025.
Pada perdagangan pagi Kamis, 4 September 2025, rupiah kembali dibuka lebih lemah di Rp 16.430 per dolar AS. Namun, yield SBN 10 tahun sedikit menurun ke 6,35 persen.
Bank Indonesia menegaskan akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga ketahanan eksternal perekonomian nasional, sekaligus mengoptimalkan bauran kebijakan yang ada.