[Medan | 28 Oktober 2024] Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing sebesar Rp 6,63 triliun keluar (capital outflow) dari pasar keuangan lokal pada pekan pertama masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Berdasarkan data transaksi BI dari periode 21 hingga 24 Oktober 2024, arus keluar ini terdiri dari penjualan bersih asing sebesar Rp 3,01 triliun di pasar saham dan Rp 4,53 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN). Di sisi lain, terdapat pembelian bersih asing senilai Rp 910 miliar di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Akibat keluarnya modal asing, premi risiko investasi di Indonesia mengalami peningkatan. Hal ini tercermin pada kenaikan premi credit default swap (CDS) Indonesia untuk tenor 5 tahun, yang mencapai 68,04 basis poin per 24 Oktober 2024, naik dari 67,39 basis poin pada 18 Oktober 2024.
Secara keseluruhan, data setelmen menunjukkan bahwa sejak awal tahun hingga 24 Oktober 2024, nonresiden membukukan pembelian bersih sebesar Rp 44,48 triliun di pasar saham, Rp 47,31 triliun di pasar SBN, dan Rp 195,39 triliun di SRBI. Sementara itu, pada semester II tahun 2024, tercatat pembelian bersih oleh nonresiden sebesar Rp 44,14 triliun di pasar saham, Rp 81,27 triliun di pasar SBN, serta Rp 65,04 triliun di SRBI.