[Medan | 6 Januari 2025] Bank Indonesia (BI) melaporkan adanya aliran modal asing masuk (capital inflow) ke pasar keuangan domestik pada periode 30 Desember 2024 hingga 2 Januari 2025. Nonresiden tercatat melakukan beli neto sebesar Rp1,08 triliun. Aliran dana asing ini berasal dari pasar saham dan Surat Berharga Negara (SBN), meskipun terdapat aksi jual pada Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Rincian aliran modal asing mencatat beli neto Rp0,32 triliun di pasar saham, Rp1,94 triliun di pasar SBN, sementara pada SRBI terjadi jual neto sebesar Rp1,17 triliun. Namun, premi risiko investasi Indonesia yang tercermin dari credit default swaps (CDS) 5 tahun meningkat ke level 78,00 bps pada 2 Januari 2025, naik dari 75,51 bps pada 27 Desember 2024.
Secara kumulatif hingga 2 Januari 2025, nonresiden mencatatkan beli neto Rp0,56 triliun di pasar saham, tetapi jual neto Rp0,20 triliun di pasar SBN dan Rp0,28 triliun di SRBI.
Sepanjang tahun 2024, pasar keuangan Indonesia mencatatkan aliran modal asing masuk yang signifikan. Berdasarkan data setelmen hingga 31 Desember 2024, nonresiden membukukan beli neto Rp15,74 triliun di pasar saham, Rp34,59 triliun di pasar SBN, dan Rp161,99 triliun di SRBI.
Kenaikan premi risiko CDS mengindikasikan adanya peningkatan kewaspadaan investor terhadap risiko investasi di Indonesia pada awal tahun 2025. Meski demikian, minat asing pada pasar saham dan SBN tetap menunjukkan potensi stabilitas aliran modal di pasar keuangan domestik.