[Medan | 17 April 2025] Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali memanas. Setelah sebelumnya memberlakukan tarif impor sebesar 145% terhadap produk China, pemerintahan Presiden Donald Trump kini mengancam akan menaikkan tarif tersebut hingga 245%, sebagaimana tertuang dalam lembar fakta yang dirilis oleh Gedung Putih pada Selasa (15/4/2025) waktu AS.
Langkah ini merupakan kelanjutan dari kebijakan bertahap yang diterapkan Trump. Ia sebelumnya memulai dengan tarif tambahan 20%, kemudian meningkat menjadi 34%, dan terakhir dinaikkan lagi menjadi 145% setelah China melakukan balasan. Presiden Trump secara konsisten menaikkan beban tarif setiap kali Beijing merespons kebijakan AS dengan tindakan serupa.
Merespons kebijakan AS ini, China pun menaikkan tarif atas barang-barang asal AS menjadi 125%. Namun, China menyatakan bahwa mereka tidak akan membalas lebih lanjut jika AS tetap meningkatkan tekanan tarif, sebuah sinyal bahwa China ingin menghindari eskalasi yang lebih dalam.
Ancaman tarif baru ini diperkirakan akan memperdalam ketidakpastian di pasar global. Pelaku pasar mulai mengantisipasi risiko perlambatan ekonomi dunia, terutama di sektor perdagangan, manufaktur, dan teknologi yang sangat bergantung pada rantai pasok global.
Sementara itu, Airlangga Hartarto selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menyampaikan beberapa menteri akan berkunjung ke AS pada 16-23 April 2025. Para menteri itu adalah delegasi Indonesia yang terbang ke AS untuk negosiasi tarif sebesar 32% yang diterapkan oleh Trump.