[Medan | 23 November 2023] Bank Indonesia diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar pada 23 November 2023, seiring dengan menguatnya mata uang Rupiah dan inflasi yang masih terkendali.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan bahwa inflasi di Indonesia pada Oktober 2023 melandai menjadi 2,56% secara tahunan. Selain itu, nilai tukar rupiah terpantau telah mengalami penguatan sekitar 2,8% sepanjang November. Meskipun begitu, rupiah masih rentan terhadap perubahan kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed).
Baca Juga: Inflasi Oktober 2023 Tembus 2,56%, Siapa Biang Keroknya?
Di sisi lain, The Fed juga diprediksi tidak akan menaikkan suku bunga acuannya dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada bulan Desember mendatang, seiring dengan inflasi Amerika Serikat (AS) pada bulan Oktober tercatat menurun ke level 3,2% dari bulan sebelumnya yang berada di level 3,7%.
Data inflasi yang di bawah ekspektasi ini pun dianggap oleh pasar sebagai sinyal bahwa The Fed telah menyelesaikan siklus kenaikan suku bunga. Alat FedWatch CME Group juga menunjukkan bahwa saat ini pasar bertaruh pada peluang 94,8% bahwa The Fed akan terus mempertahankan suku bunga stabil pada pertemuan bulan Desember mendatang.
Meskipun begitu, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo memperkirakan masih ada kemungkinan suku bunga The Fed akan naik sekali lagi menjadi 5,75%. Perry pun memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga The Fed baru akan terjadi pada semester II-2024 dengan total penurunan secara kumulatif sebesar 50 basis poin (bps).
Baca Juga: Data Inflasi AS Turun, The Fed Bakal Tahan Suku Bunga?