[Medan | 18 Maret 2024] Bank Indonesia (BI) diperkirakan bakal kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar pada 19 – 20 Maret 2024. Langkah tersebut diambil untuk menjaga selisih suku bunga agar tetap menarik dalam jangka pendek.
Menurut CFA Senior Portfolio Manager Equity MAMI Samuel Kesuma, keputusan tersebut diambil untuk menjaga selisih suku bunga agar tetap menarik, terutama karena nilai tukar rupiah masih rentan terhadap sentimen global. Adapun pada perdagangan Jumat (15/3/2024), kurs rupiah terpantau melemah 19 poin atau 0,12% dari Rp 15.580 per dollar AS menjadi Rp 15.599 per dollar AS.
Menurutnya, peluang untuk mengalihkan kebijakan moneter ke arah pro pertumbuhan lebih terbuka ketika terdapat indikasi yang lebih jelas terkait potensi pemangkasan suku bunga The Fed dan fluktuasi nilai tukar mereda. Pelonggaran moneter diperkirakan akan mendorong normalisasi likuiditas domestik, setelah sebelumnya BI melakukan pengetatan likuiditas untuk menjaga stabilitas eksternal. Peluang pergeseran ini pun diperkirakan akan terjadi bersamaan dengan pelonggaran suku bunga The Fed.
Di sisi lain, sebagian besar ekonom memperkirakan bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga di kisaran 5,25%-5,5% pada rapat Federal Open Market Committee (FOMC) bulan Maret 2024 ini. Adapun berdasarkan survei yang dilakukan Reuters belum lama ini, sebanyak 108 ekonom yang terlibat dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan suku bunga The Fed akan berada di kisaran 5,25% – 5,50%. Sementara itu, 72 ekonom menyebut penurunan tersebut akan terjadi di bulan Juni.