[Medan | 18 November 2025] Bank Indonesia (BI) diperkirakan kembali mempertahankan suku bunga acuan di level 4,75% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) 18–19 November 2025. Kepala Departemen Riset Makroekonomi & Pasar Keuangan Bank Permata, Faisal Rachman, menilai BI cenderung bersikap hati-hati di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi dan memicu sentimen risk-off di pasar keuangan.
Meski demikian, Faisal melihat peluang pemangkasan lanjutan sebesar 25 basis poin pada Desember 2025. Proyeksi tersebut tetap bergantung pada perkembangan inflasi domestik, pergerakan nilai tukar rupiah, serta potensi masuknya aliran modal asing.
Ia menambahkan bahwa arah kebijakan The Federal Reserve (The Fed) juga akan menjadi penentu penting, khususnya terkait ruang pemotongan Federal Funds Rate (FFR) pada bulan-bulan mendatang.
Untuk tahun 2026, Faisal memperkirakan ruang penurunan BI-Rate masih terbuka, namun relatif lebih terbatas dibanding 2025, yakni sekitar 50 bps. Pembatasan ini diperlukan untuk menghindari pelebaran defisit kembar, defisit transaksi berjalan dan defisit fiskal, yang dapat muncul jika kebijakan terlalu pro-pertumbuhan.
Dari sisi eksternal, dampak kenaikan tarif perdagangan terhadap inflasi Amerika Serikat dinilai belum sepenuhnya tercermin, sehingga The Fed kemungkinan tidak akan agresif memangkas FFR. Hal ini membuat ruang pemotongan BI-Rate di Indonesia semakin terbatas, terutama setelah BI menempuh langkah pelonggaran yang jauh lebih agresif dibandingkan The Fed sepanjang 2025.

