[Medan | 17 Juli 2024] Bank Indonesia (BI) diperkirakan bakal kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 6,25% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar pada 16 – 17 Juli 2024, seiring dengan tingkat inflasi yang cenderung terkendali dan masih dalam rentang target BI.
Selain itu, bank sentral perlu menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) agar tetap stabil. Fixed Income dan Macro Strategist Mega Capital Sekuritas, Lionel Priyadi, mengungkapkan bahwa BI masih akan mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25% bulan ini untuk mencegah rupiah melemah di bawah Rp 16.500 per dolar AS. Lionel memproyeksikan bahwa pada Desember 2024, BI akan menurunkan suku bunga acuan ke level 6%, sementara rupiah diperkirakan berada di posisi Rp15.700 hingga Rp16.100 per dolar AS.
Sementara itu, Chief Economist Bank Syariah Indonesia, Banjaran Surya Indrastomo, menyebutkan bahwa dari sisi eksternal terdapat sentimen positif dari pernyataan terbaru Ketua Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell terkait arah kebijakan suku bunga ke depan. Pernyataan ini meningkatkan ekspektasi antara 75% hingga 100% terkait penurunan Fed Funds Rate (FFR) pada September, yang menambah kemungkinan penurunan suku bunga lebih dari satu kali. Dengan begitu, Banjaran menilai bahwa BI memiliki ruang untuk memangkas suku bunga acuan tahun ini jika kondisi memungkinkan.
Namun, pandangan berbeda disampaikan oleh Ekonom Senior Samuel Sekuritas Indonesia, Fithra Faisal. Ia memprediksi bahwa BI rate akan mengalami kenaikan sebesar 25 basis poin bulan ini. Fithra menegaskan bahwa dengan adanya tragedi penembakan calon presiden AS, Donald Trump, beberapa waktu lalu, The Fed mungkin ragu untuk menurunkan suku bunga, mengingat kebijakan ala Trump yang sering memicu inflasi. Selain itu, surplus neraca perdagangan Indonesia yang berada di bawah ekspektasi dapat melemahkan nilai tukar rupiah, memberikan tekanan pada pertumbuhan ekonomi.