[Medan | 22 Mei 2025] Bank Indonesia (BI) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2025 menjadi 4,6%–5,4%, sedikit lebih rendah dibandingkan perkiraan sebelumnya di kisaran 4,7%–5,5%.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan bahwa penyesuaian ini sejalan dengan data realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2025 yang tercatat hanya sebesar 4,87% secara tahunan (yoy). Selain faktor domestik, perlambatan tersebut juga dipengaruhi oleh ketidakpastian global, khususnya dinamika negosiasi tarif antara Amerika Serikat, Tiongkok, dan negara lain, yang terus berubah dan menimbulkan tekanan pada outlook ekonomi global.
Perry menekankan bahwa kondisi global yang penuh ketidakpastian membutuhkan kewaspadaan tinggi, serta koordinasi erat dalam perumusan kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi, memperkuat ketahanan eksternal, dan mendukung pertumbuhan.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, BI menyatakan akan terus menguatkan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, termasuk percepatan digitalisasi sistem pembayaran, yang disinergikan dengan stimulus fiskal pemerintah dan implementasi agenda Asta Cita. Salah satu fokus utama BI adalah mendorong permintaan domestik dan memaksimalkan potensi ekspor.
Meski menurunkan proyeksi, BI tetap optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menguat pada paruh kedua 2025, seiring dengan peningkatan konsumsi masyarakat dan kenaikan belanja pemerintah.