[Medan | 30 Oktober 2024] Pemerintahan Biden baru saja mengimplementasikan aturan yang membatasi investasi individu dan perusahaan AS di sektor teknologi canggih di China, termasuk di bidang semikonduktor, komputasi kuantum, dan kecerdasan buatan (AI). Kebijakan ini bertujuan untuk mencegah modal dan pengetahuan AS digunakan dalam pengembangan teknologi strategis yang dapat memperkuat kemampuan militer China.
Aturan tersebut, yang akan mulai berlaku 2 Januari mendatang, melarang beberapa jenis investasi dan mengharuskan pelaporan investasi lain kepada pemerintah AS. Kebijakan ini melengkapi pembatasan sebelumnya terkait ekspor chip ke China, terutama untuk memastikan bahwa bantuan keuangan dan teknis AS tidak mendukung pengembangan teknologi dengan potensi aplikasi militer di China.
Untuk AI, aturan pembatasan bergantung pada daya komputasi yang digunakan dalam pelatihan sistem dan tujuan penggunaannya. Investasi di perusahaan AI China yang berfokus pada aplikasi militer sepenuhnya dilarang, sementara investasi di model AI dengan aplikasi lain memerlukan pemberitahuan atau pengawasan khusus.
Meskipun begitu, aturan ini tidak berlaku untuk semua jenis investasi; investasi di sekuritas yang diperdagangkan di bursa dan jenis investasi mitra terbatas tertentu dikecualikan. Berdasarkan temuan lembaga Center for Security and Emerging Technology, partisipasi investor AS dalam transaksi dengan perusahaan AI China mencapai 17% pada periode 2015-2021, sebagian besar dalam bentuk modal ventura.