[Medan | 26 Agustus 2024] Gubernur Bank of Japan (BOJ), Kazuo Ueda, pada Jumat (23/8/2024), membuka peluang untuk menaikkan suku bunga jika inflasi dan data ekonomi terus berkembang sesuai dengan perkiraan. Ueda menegaskan bahwa BOJ akan secara bertahap mengakhiri kebijakan moneter ultra-longgar yang telah diterapkan selama bertahun-tahun.
Dalam komentarnya, Ueda juga menyinggung penurunan pasar yang terjadi di awal bulan ini akibat kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi AS. Namun, ia mencatat bahwa kekhawatiran tersebut kini mulai mereda, meski BOJ tetap waspada terhadap dampaknya terhadap ekonomi global.
Meskipun membuka peluang kenaikan suku bunga, Ueda menegaskan bahwa BOJ tidak akan terburu-buru dalam mengambil langkah berikutnya. Ia menekankan pentingnya mengamati dengan seksama dampak ketidakstabilan pasar keuangan terhadap prospek inflasi sebelum membuat keputusan lebih lanjut.
Pernyataan ini mencerminkan pendekatan hati-hati BOJ dalam menghadapi situasi ekonomi yang kompleks. Meskipun kenaikan suku bunga pada 31 Juli lalu sempat memicu gejolak di pasar keuangan, Ueda menegaskan bahwa bank sentral tidak akan mengesampingkan kemungkinan kenaikan lebih lanjut di masa mendatang. Namun, langkah tersebut diperkirakan tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Sementara itu, meskipun banyak ekonom memperkirakan bahwa BOJ akan mempertahankan kebijakan moneternya dalam pertemuan dewan gubernur pada bulan September, survei yang dilakukan awal bulan ini menunjukkan bahwa bank tersebut mungkin akan mempertimbangkan kenaikan suku bunga lagi pada Desember.
Keputusan BOJ pada 31 Juli lalu untuk menaikkan suku bunga, disertai dengan janji Ueda untuk melanjutkan pengetatan jika kondisi ekonomi memungkinkan, sebelumnya mendapat kritik karena dianggap sebagai pemicu aksi jual besar-besaran di pasar keuangan global. Namun, Ueda tetap berkomitmen untuk menjaga stabilitas ekonomi Jepang dengan kebijakan yang hati-hati dan terukur.