[Medan | 22 April 2025] China mengeluarkan peringatan keras kepada negara-negara yang tengah bernegosiasi tarif dengan Amerika Serikat (AS), agar tidak mengambil langkah yang merugikan kepentingan Tiongkok. Bahkan, Kementerian Perdagangan China menegaskan bahwa pihaknya siap mengambil tindakan balasan apabila menemukan indikasi bahwa kebijakan tersebut berdampak negatif terhadap kepentingan nasionalnya.
Pernyataan tersebut muncul sebagai respons atas strategi Presiden AS Donald Trump yang menggunakan kebijakan tarif sebagai alat untuk menekan mitra dagang AS agar mengurangi keterlibatan ekonomi mereka dengan China. Beijing menilai bahwa langkah Washington merupakan bentuk penyalahgunaan kebijakan tarif secara sepihak, yang justru menciptakan ketidakadilan dalam sistem perdagangan global.
China menyatakan bahwa jika pendekatan ini terus berlanjut, perdagangan internasional akan kehilangan tatanan dan kembali pada prinsip “hukum rimba”, di mana kekuatan ekonomi menjadi penentu utama arah kebijakan dagang. Meski demikian, China menegaskan kesiapannya untuk menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dengan negara manapun, serta tetap berkomitmen membela prinsip keadilan dan integritas dalam perdagangan global.
Menanggapi situasi ini, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI, Djatmiko Bris Witjaksono, menyatakan bahwa Indonesia akan tetap menjalankan hubungan dagang dengan seluruh mitra, termasuk AS dan China. Ia menekankan bahwa Indonesia memegang teguh prinsip perdagangan multilateral dan menghormati hak serta kewajiban tiap negara.
Terkait kemungkinan dampak dari ancaman pembalasan China, Djatmiko menyatakan keyakinannya bahwa hubungan dagang Indonesia-China didasarkan pada saling pengertian dan prinsip saling menghormati. Bila muncul isu di lapangan, Indonesia berkomitmen untuk menyelesaikannya secara diplomatis demi menjaga stabilitas dan keberlanjutan perdagangan.