[Medan | 16 Oktober 2024] China dilaporkan akan menerbitkan obligasi pemerintah jangka panjang senilai total 6 triliun yuan, atau sekitar US$846 miliar, selama tiga tahun ke depan untuk mendukung pemulihan ekonominya yang sedang tertekan.
Menurut media China, Caixin, yang dikutip Bloomberg pada Selasa (15/10/2024), sebagian dana tersebut akan dialokasikan untuk membantu pemerintah daerah mengurangi beban utang di luar neraca mereka.
Investor dan analis telah memperkirakan berapa besar pinjaman yang akan diajukan oleh pemerintah China untuk membiayai paket stimulus fiskal. Menteri Keuangan Lan Fo’an mengindikasikan pada Sabtu lalu bahwa pemerintah pusat memiliki ruang untuk meningkatkan pembiayaan, namun belum menyebutkan jumlah spesifik yang diharapkan oleh pasar.
Peningkatan belanja fiskal dianggap penting untuk menjaga momentum pemulihan yang sebelumnya didorong oleh stimulus dari bank sentral pada akhir September. Para pedagang memperkirakan bahwa Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional, badan legislatif tertinggi China, akan menyetujui pendanaan tambahan pada pertemuannya di akhir bulan ini.
Dalam pengarahan pada Sabtu (12/10/2024), Lan menjelaskan bahwa pemerintah akan mengambil langkah satu kali untuk menggantikan utang tersembunyi pemerintah daerah, yang sebagian besar berupa pinjaman di luar neraca oleh perusahaan yang mereka kendalikan. Ia menyatakan bahwa program ini akan menjadi yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir, tanpa merinci lebih lanjut.
Langkah ini diharapkan mampu mengurangi risiko terkait pembiayaan pemerintah daerah, yang menurut perkiraan Dana Moneter Internasional (IMF) memiliki utang lebih dari 60 triliun yuan pada tahun lalu. Pinjaman tersebut membebani keuangan pemerintah daerah karena tingginya biaya pelunasan, sementara pendapatan dari penjualan tanah dan pajak mengalami penurunan.