[Selasa, 12 Desember 2023] China dan Vietnam diharapkan mencapai kesepakatan terkait peningkatan hubungan kereta api dan infrastruktur lainnya, termasuk proyek digital, dalam kunjungan Presiden Xi Jinping ke Hanoi mulai Selasa ini. Langkah ini dianggap akan mendekatkan hubungan antara Hanoi dan Beijing di tengah persaingan kekuatan besar untuk memperoleh pengaruh di Vietnam.
Surat kabar negara Vietnam, Tuoi Tre, melaporkan bahwa China bersedia memberikan hibah kepada Vietnam untuk meningkatkan jalur kereta api antara Kunming dan pelabuhan Haiphong, serta koneksi transportasi lainnya dari selatan China ke Hanoi. Dalam pernyataannya, Duta Besar China untuk Vietnam, Xiong Bo, menyatakan kesiapan China untuk memberikan “bantuan yang tidak dapat dikembalikan” untuk proyek-proyek tersebut.
Walaupun belum jelas apakah hibah tersebut akan disertai dengan pinjaman, tawaran ini dianggap sebagai konsesi besar, mengingat Vietnam sebelumnya cenderung enggan mengambil pinjaman. Potensi hibah ini juga dapat dianggap sebagai tantangan bagi Amerika Serikat dan pendukung infrastruktur Barat di Vietnam, yang sebelumnya telah menawarkan sebagian besar pinjaman dengan nilai pasar untuk membantu mengurangi penggunaan batu bara di negara tersebut.
Rencana peningkatan jalur kereta Kunming-Haiphong, yang melibatkan wilayah dengan deposit mineral strategis terbesar kedua di dunia, menarik perhatian karena Vietnam memiliki tambang logam tanah jarang yang belum dieksploitasi sepenuhnya. Namun, detail kesepakatan mengenai penyulingan logam tanah jarang masih menjadi tanda tanya, mengingat keengganan tradisional Beijing untuk berbagi teknologi tersebut.
Dalam upaya memperkuat kerjasama, Duta Besar China juga menyoroti keterhubungan digital sebagai prioritas. “Kedua negara kita perlu meningkatkan keterhubungan di darat, laut, udara, dan di internet,” ujar Xiong Bo. Keterhubungan digital ini diyakini melibatkan Vietnam dalam rencana China untuk Jalan Sutera Digital, yang fokusnya pada kabel serat optik, pusat data, dan infrastruktur telekomunikasi di negara-negara mitra.
Seorang diplomat menambahkan bahwa pembicaraan juga dapat mencakup kabel bawah laut, terutama karena Vietnam mengalami gangguan infrastruktur digital bawah laut tahun ini. Meskipun Presiden Vo Van Thuong telah mendukung peningkatan kerjasama infrastruktur digital pada Forum Jalur dan Jalan di Tiongkok, kekhawatiran keamanan nasional masih menjadi fokus, terutama di Laut China Selatan di mana Hanoi dan Beijing memiliki perbedaan mengenai batas wilayah.
Kementerian Luar Negeri Vietnam belum memberikan tanggapan terkait potensi hibah tersebut, tetapi isu keamanan nasional diharapkan tetap menjadi perhatian utama dalam pembahasan proyek-proyek strategis kedua negara.