[Medan | 21 Mei 2025] Pemerintah China resmi menurunkan suku bunga pinjaman acuan (Loan Prime Rate/LPR) untuk pertama kalinya sejak Oktober 2024, sebagai respons atas pelemahan ekonomi dan ketegangan dagang dengan AS. Bank Sentral China (PBOC) memangkas LPR tenor satu tahun sebesar 10 basis poin menjadi 3%, dan LPR lima tahun menjadi 3,5%.
Langkah ini turut diikuti oleh lima bank terbesar di China, termasuk ICBC dan Bank of China, yang menurunkan suku bunga simpanan untuk berbagai tenor hingga 25 basis poin. Suku bunga simpanan satu tahun, misalnya, kini hanya 0,95%.
Kebijakan ini menjadi bagian dari stimulus moneter yang lebih luas jelang pertemuan diplomatik China-AS di Jenewa yang menghasilkan kesepakatan jeda tarif selama 90 hari. Meski demikian, para ekonom tetap menilai upaya ini belum cukup untuk mengamankan target pertumbuhan ekonomi China sebesar 5% tahun ini.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia diperkirakan akan mengikuti tren pelonggaran kebijakan. BI-rate diproyeksikan turun 25 basis poin menjadi 5,50% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Mei 2025, seiring mulai stabilnya nilai tukar rupiah. Menurut Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, Fakhrul Fulvian, penurunan ini dapat menjadi momentum mendukung pertumbuhan domestik di tengah ketidakpastian global.