[Medan | 25 September 2024] Pemerintah China, melalui Bank Rakyat China (PBoC), mengumumkan serangkaian stimulus baru untuk mendongkrak perekonomian yang tengah melambat. PBoC akan mengurangi jumlah uang tunai yang perlu disimpan oleh bank, meskipun belum mengungkapkan kapan kebijakan ini akan dilaksanakan.
Dalam konferensi pers, Gubernur PBoC Pan Gongsheng menyebutkan bahwa rasio persyaratan cadangan (reserve requirement ratio/RRR) akan dipangkas sebesar 50 basis poin (bps). Ia tidak memberikan kepastian mengenai waktu pelonggaran kebijakan ini, tetapi menyatakan bahwa hal itu akan terjadi dalam waktu dekat. Tergantung pada kondisi, kemungkinan akan ada pemotongan lebih lanjut sebesar 0,25 bps hingga 0,5 bps pada akhir tahun ini.
Selain itu, Pan mengungkapkan bahwa PBoC akan menurunkan suku bunga repo 7 hari (7DRR) sebesar 0,2 poin persentase. Ia juga mengisyaratkan kemungkinan pemotongan suku bunga acuan pinjaman sebesar 0,2%-0,25%, tanpa menjelaskan kapan atau apakah yang dimaksud adalah LPR satu tahun atau lima tahun.
Pengumuman kebijakan resmi akan dipublikasikan di situs web bank sentral, meskipun Pan tidak menyebutkan waktu pastinya. Konferensi pers yang jarang diadakan ini dilakukan setelah The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga minggu lalu. Langkah tersebut memberi PBoC ruang untuk menurunkan suku bunga dan mendorong pertumbuhan dalam menghadapi tekanan deflasi.
Pertumbuhan ekonomi China telah melambat akibat kemerosotan sektor real estat dan rendahnya kepercayaan konsumen. Banyak ekonom menyerukan stimulus tambahan, terutama di sektor fiskal. Setelah pengumuman tersebut, saham di Hong Kong dan China mengalami kenaikan, sementara imbal hasil obligasi 10 tahun China turun menjadi 2% untuk pertama kalinya.