[Medan | 19 November 2024] Presiden China, Xi Jinping, menyatakan komitmennya untuk bekerja sama dengan pemerintahan baru Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump. Hal ini disampaikan dalam pertemuannya dengan Presiden AS Joe Biden di hotel tempat Xi menginap, di sela-sela forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Lima, Peru, pada Sabtu (16/11/2024).
Dalam pertemuan yang berlangsung selama dua jam tersebut, Xi dan Biden membahas berbagai isu, termasuk kejahatan siber, perdagangan, Taiwan, Laut China Selatan, serta hubungan dengan Rusia. Pertemuan ini merupakan yang pertama dalam tujuh bulan terakhir antara kedua pemimpin. Xi menegaskan bahwa tujuan China untuk menjaga hubungan stabil, sehat, dan berkelanjutan dengan AS tetap tidak berubah meskipun Trump terpilih sebagai presiden.
Xi juga mengakui bahwa hubungan kedua negara sering kali diwarnai dinamika naik turun. Namun, ia menyatakan kesiapan China untuk menjaga komunikasi, memperluas kerja sama, dan mengelola perbedaan dengan pemerintahan AS yang baru.
Dua bulan sebelum Trump kembali ke Gedung Putih, pejabat AS mencatat meningkatnya risiko konflik selama masa transisi. Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, mengungkapkan bahwa Biden menekankan pentingnya mempertahankan dialog antarpemimpin, bahkan setelah masa jabatannya berakhir.
Presiden terpilih Trump berencana menerapkan kebijakan tarif sebesar 60% terhadap impor barang dari China, sebagai bagian dari strategi perdagangan “America First.” Langkah ini mendapat penolakan dari Beijing. Selain itu, Trump juga berniat menempatkan beberapa tokoh dengan pandangan keras terhadap China dalam posisi strategis, seperti Senator Marco Rubio sebagai Menteri Luar Negeri dan Perwakilan Mike Waltz sebagai Penasihat Keamanan Nasional.