[Medan | 28 April 2025] Aliran dana dari investor asing tercatat kembali masuk ke pasar keuangan Indonesia pada pekan ketiga April 2025. Bank Indonesia (BI) mencatat capital inflow sebesar Rp2,36 triliun ke pasar keuangan domestik selama periode tersebut.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menyampaikan bahwa berdasarkan data transaksi 3–6 Maret 2025, dana asing tercatat beli neto sebesar Rp11,13 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), meski di sisi lain terjadi jual neto sebesar Rp1,33 triliun di pasar saham dan Rp7,44 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Meskipun terdapat tekanan dari aksi jual di pasar saham dan SRBI, pembelian bersih yang signifikan di pasar SBN mendorong terjadinya aliran dana masuk secara agregat. Ini menunjukkan bahwa investor global masih melihat daya tarik pada instrumen obligasi pemerintah Indonesia, terutama di tengah dinamika ketidakpastian global.
Seiring dengan pergerakan dana ini, premi risiko investasi Indonesia juga tercatat mengalami perbaikan. Premi credit default swap (CDS) Indonesia tenor 5 tahun per 24 April 2025 turun menjadi 98,96 basis poin (bps), dibandingkan posisi 104,87 bps pada 18 April 2025. Penurunan premi CDS ini mencerminkan persepsi risiko investor terhadap Indonesia yang membaik, meskipun tekanan eksternal dari perang dagang dan ketidakpastian global masih membayangi.
Secara kumulatif sepanjang tahun 2025, berdasarkan data setelmen hingga 24 April 2025, nonresiden tercatat melakukan jual neto sebesar Rp48,79 triliun di pasar saham, beli neto sebesar Rp18,50 triliun di pasar SBN, dan jual neto sebesar Rp12,64 triliun di SRBI. Angka ini menunjukkan adanya pergeseran preferensi investor asing dari aset berisiko seperti saham ke aset yang dianggap lebih aman seperti obligasi pemerintah.
Kondisi ini jauh lebih baik dibandingkan pekan sebelumnya. Pada periode 8–10 April 2025, nonresiden secara agregat mencatatkan jual neto sebesar Rp24,04 triliun, dengan rincian jual neto Rp10,47 triliun di pasar SRBI, Rp7,84 triliun di pasar SBN, dan Rp5,73 triliun di pasar saham.
Perbaikan aliran dana ini menjadi sinyal positif bahwa pasar keuangan Indonesia mulai menunjukkan ketahanan di tengah tekanan global, terutama berkat langkah pemerintah dan otoritas moneter dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan memperluas akses pasar ekspor.