[Medan | 1 Juli 2025] Sovereign wealth fund Indonesia, Danantara, tengah menjajaki rencana untuk memperoleh pinjaman hingga US$10 miliar, menjadikannya salah satu fasilitas pinjaman terbesar yang pernah diajukan oleh entitas di Asia Tenggara.
Menurut laporan Bloomberg, pinjaman yang akan diajukan bersifat unsecured atau tanpa jaminan, serta tidak akan didukung langsung oleh pemerintah Indonesia. Danantara juga tidak akan meminta surat dukungan atau letter of comfort dari negara, membuatnya benar-benar bergantung pada kekuatan fundamental dan reputasi lembaga tersebut.
Permintaan proposal telah dikirimkan kepada sejumlah bank internasional sejak pertengahan Juni, dengan tenggat waktu pengajuan penawaran pada akhir bulan ini. Struktur pinjaman yang dirancang akan berbentuk multikurensi, dalam denominasi dolar AS, euro, dan yen, dengan tenor antara 3 hingga 5 tahun.
Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari strategi jangka panjang Danantara untuk membiayai proyek-proyek besar di sektor hilirisasi sumber daya, kecerdasan buatan, energi bersih, dan ketahanan pangan. Dana tersebut akan digunakan untuk kebutuhan korporasi umum dalam mendukung portofolio investasi awal sebesar US$20 miliar.
Namun, beberapa bankir menilai target pinjaman ini terlalu ambisius untuk lembaga yang masih baru. Mereka menyarankan agar Danantara mempertimbangkan skala yang lebih realistis di kisaran US$2 hingga 3 miliar, terutama mengingat struktur pinjaman yang tidak biasa, yaitu permintaan underwritten and uncommitted offers, di mana bank diminta menanggung risiko meskipun belum ada komitmen penuh.
Sebagai informasi, Danantara sendiri merupakan lembaga pengelola aset strategis milik negara yang akan menaungi kepemilikan saham tujuh BUMN besar, termasuk Bank Mandiri, BRI, BNI, Pertamina, PLN, Telkom, dan MIND ID. Beberapa dari BUMN tersebut telah aktif di pasar obligasi global, namun bagi Danantara, ini adalah debut besar dalam pasar pinjaman.
Jika pinjaman hingga US$10 miliar tersebut berhasil didapatkan, maka Danantara akan melampaui rekor pinjaman terbesar sebelumnya dari Indonesia, yaitu proyek Tangguh LNG pada 2016 yang mencapai US$3,75 miliar.