[Medan | 4 Juli 2024] Pemerintah Indonesia berencana menandatangani memorandum of understanding (MOU) senilai US$34 miliar dengan mitra usaha dari Amerika Serikat pada 7 Juli 2025, sebagai bagian dari strategi untuk memperkuat hubungan dagang di tengah negosiasi tarif yang berlangsung menjelang tenggat 9 Juli.
Kesepakatan ini mencakup pembelian bahan bakar AS oleh Indonesia serta investasi oleh perusahaan Indonesia dalam sektor energi dan pertanian di Amerika, kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers.
Negosiasi ini dilakukan untuk menghindari penerapan tarif impor sebesar 32% terhadap produk ekspor Indonesia jika tidak ada kesepakatan baru. Langkah tersebut sekaligus berusaha menjaga surplus perdagangan barang Indonesia yang mencapai US$17,9 miliar terhadap AS pada 2024, menurut data dari perwakilan dagang AS.
Selain itu, Garuda Indonesia juga tengah melakukan diskusi untuk membeli hingga 75 pesawat Boeing, termasuk model 737 Max 8 dan seri 787, di tengah pemulihan usaha pasca-pandemi, meskipun belum dipastikan apakah transaksi tersebut terkait dengan pembicaraan tarif. Garuda sebelumnya memperoleh pinjaman sebesar US$405 juta dari Danantara Indonesia untuk mendukung pemeliharaan armada mereka.
Pemerintah berharap MOU ini akan memberikan Indonesia akses ke kondisi perdagangan yang lebih menguntungkan, mungkin setara atau bahkan lebih baik dari tarif 20% yang diberikan AS kepada Vietnam, dibandingkan dengan tarif yang sempat direncanakan sebesar 46%. Airlangga menegaskan bahwa kesepakatan berskala besar ini menunjukkan koordinasi erat antara pemerintah, regulator, BUMN, dan sektor swasta dalam merespons kebijakan tarif timbal balik dari AS.