[Medan | 9 Mei 2025] Cadangan devisa Indonesia mengalami penurunan cukup tajam pada April 2025. Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa sebesar US$ 152,5 miliar, turun sebesar US$ 4,6 miliar dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai US$ 157,1 miliar pada akhir Maret.
Penurunan ini disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah serta kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah yang dilakukan BI sebagai respons terhadap meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
Meskipun begitu, BI menilai level cadangan devisa tersebut masih dalam kategori aman dan memadai, karena mampu membiayai 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Jumlah ini masih jauh di atas ambang batas kecukupan internasional yang umumnya sekitar 3 bulan impor.
BI menyatakan bahwa ketahanan sektor eksternal Indonesia masih tetap kuat. Prospek ekspor dinilai tetap terjaga, didukung oleh neraca transaksi modal dan finansial yang diperkirakan akan mencatatkan surplus. Selain itu, persepsi investor terhadap prospek ekonomi nasional masih positif, ditambah dengan imbal hasil investasi domestik yang kompetitif. Faktor-faktor ini diyakini akan menopang stabilitas cadangan devisa ke depan.
Di sisi lain, pandangan dari kalangan ekonom juga memberikan penilaian yang relatif optimistis namun disertai kewaspadaan. Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro, menilai cadangan devisa Indonesia kemungkinan akan tetap stabil dalam beberapa bulan mendatang, ditopang oleh pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dan kinerja surplus perdagangan yang masih kuat, terutama dari ekspor komoditas unggulan seperti batubara, CPO, logam dasar seperti nikel, tembaga, dan timah.
Namun demikian, Andry juga mencermati risiko eksternal yang perlu diwaspadai, khususnya meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok sebagai dampak lanjutan dari kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump. Selain itu, ketegangan geopolitik yang meningkat, seperti konflik India-Pakistan, berpotensi memicu pelarian modal ke aset-aset aman dan memperburuk sentimen investor terhadap pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Tekanan eksternal semacam ini bisa mempengaruhi arus modal dan berdampak pada stabilitas eksternal. Oleh karena itu, meskipun tren surplus perdagangan yang tengah berlangsung dapat menopang cadangan devisa, tantangan global serta kewajiban pembayaran utang luar negeri Indonesia yang diperkirakan mencapai US$ 8,3 miliar pada tahun ini tetap menjadi faktor penting yang harus diantisipasi.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, Andry memperkirakan posisi cadangan devisa Indonesia akan berada dalam kisaran US$ 155 miliar hingga US$ 160 miliar hingga akhir 2025.
Website Scam Penipu Indonesia, KONTOL SEXS SITUS SEXS