[Medan | 11 Desember 2024] Harga emas mencapai level tertinggi dalam dua pekan pada perdagangan Senin (9/12/2024). Adapun Harga emas spot naik 1% menjadi US$ 2.660,9 per ons. Sedangkan kontrak berjangka emas Amerika Serikat (AS) bertambah 1,1% menjadi US$ 2.688,40 per ons.
Kenaikan ini didorong oleh beberapa faktor penting, salah satunya aksi pembelian emas oleh People’s Bank of China (PBOC) setelah enam bulan terakhir berhenti melakukan pembelian. Pada bulan November lalu, PBOC dilaporkan membeli sebanyak 160.000 troy ons emas murni, mengakhiri jeda panjang mereka. Sejak akhir 2022, PBOC memang dikenal sebagai salah satu pembeli utama emas batangan, sehingga pemulihan aktivitas ini diperkirakan akan meningkatkan permintaan investor, khususnya dari China.
Selain itu, ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed turut membentuk sentimen positif pada emas. Para pelaku pasar memprediksi peluang hingga 87% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 0,25% dalam pertemuan mereka pada 17-18 Desember mendatang. Pemangkasan ini akan melemahkan daya tarik dolar AS, yang pada akhirnya meningkatkan daya tarik emas sebagai aset aman atau safe haven.
Ketegangan politik juga turut mempengaruhi sentimen investor. Baru-baru ini, ketidakstabilan di Timur Tengah memanas setelah pemberontak Suriah menguasai Damaskus, yang memaksa Presiden Bashar al-Assad untuk melarikan diri ke Rusia. Situasi ini semakin menambah ketidakpastian geopolitik, yang membuat emas semakin diminati sebagai aset yang dapat mengurangi risiko.
Logam mulia lainnya juga mengalami kenaikan signifikan, dengan harga spot perak naik 3,4% menjadi US$ 32,04 per ons, platinum bertambah 2% menjadi US$ 945,68 per ons, dan palladium melonjak hingga 2,9% menjadi US$ 983,93 per ons. Kombinasi dari faktor-faktor ini, yaitu aksi pembelian emas oleh PBOC, harapan pemangkasan suku bunga AS, serta ketegangan geopolitik, mendorong harga emas dan logam mulia lainnya mengalami penguatan yang signifikan.