[Medan | 6 November 2024] Dolar AS mengalami tekanan dalam perdagangan pada Selasa (5/10/2024) akibat ketidakstabilan pasar di hari pemilihan presiden AS. Beberapa jajak pendapat terbaru mengurangi kepercayaan pasar terhadap peluang kemenangan Donald Trump, kandidat dari Partai Republik.
Menurut laporan Channel News Asia (CNA), peluang Kamala Harris, kandidat dari Partai Demokrat, meningkat di sejumlah situs taruhan pemilu dan ia sedikit unggul di PredictIt, meskipun di Polymarket Trump masih lebih difavoritkan. Dalam beberapa minggu terakhir, kecenderungan pasar finansial dan berbagai platform taruhan menunjukkan dukungan untuk Trump.
Kebijakan Trump mengenai tarif dan imigrasi, yang dipandang inflasioner oleh beberapa analis, sebelumnya telah mendorong kenaikan imbal hasil Treasury AS dan penguatan dolar. Namun, pada perdagangan Senin malam, dolar AS melemah sebesar 0,76% terhadap euro setelah survei akhir pekan menunjukkan keunggulan Harris di Iowa, basis yang biasanya kuat untuk Partai Republik.
Indeks dolar, yang membandingkan dolar AS dengan enam mata uang utama termasuk euro, berada di level US$103,91 pada dini hari waktu setempat atau sekitar pukul 10.49 WIB. Pada Senin, indeks ini sempat turun hingga US$103,67, posisi terendah sejak 21 Oktober, setelah minggu lalu mencapai US$104,63.
Carol Kong, ahli strategi mata uang di Commonwealth Bank of Australia, menyatakan bahwa pasar finansial kini bersiap untuk potensi kemenangan Harris. Ia memperkirakan dolar AS bisa melemah 1-2 persen jika Harris menang, tetapi akan menguat jika Trump menang. Meski begitu, hasil pemilu mungkin tidak langsung diketahui, terutama jika muncul sengketa hasil pemungutan suara. Trump telah mengisyaratkan kemungkinan untuk menantang hasil kekalahannya, seperti yang terjadi pada pemilu 2020.
Analis dari TD Securities memperkirakan kemenangan Trump atau “gelombang merah” akan menguntungkan dolar, sementara “gelombang biru” akan memberikan tekanan pada mata uang tersebut. Jika Harris menang, pasar diperkirakan akan kembali fokus pada kondisi makroekonomi. Selain itu, pada Kamis, Federal Reserve diperkirakan akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin, dan pasar akan mencermati tanda-tanda apakah pemotongan suku bunga berikutnya akan ditahan hingga Desember.