[Medan | 5 Agustus 2025] Para ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 hanya mencapai sekitar 4,8% YoY, lebih rendah dari pencapaian kuartal I sebesar 4,87%.
Konsensus Bloomberg yang melibatkan sekitar 30 ekonom dan lembaga menempatkan estimasi pertumbuhan median ini pada kisaran 4,79–4,80% YoY, dengan proyeksi tertinggi sebesar 5% dan terendah 4,6%.
Menurut Andry Asmoro, Kepala Ekonom Bank Mandiri, pertumbuhan kuartal II-2025 diprediksi mencapai 4,79% YoY, sedikit lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya. Namun secara kuartalan, ekonomi diperkirakan membaik ke 3,71% QoQ, setelah sebelumnya mengalami kontraksi −0,98% di kuartal I-2025.
Perlambatan ini terutama didorong oleh melemahnya konsumsi rumah tangga, dipicu perilaku belanja yang lebih selektif, stagnasi upah riil, serta peningkatan PHK. Sektor investasi juga masih lamban ditengah sentiment wait-and-see karena penurunan penjualan semen dan kredit produktif perbankan yang melemah.
Serapan anggaran pemerintah pun belum optimal, meski mulai menunjukkan perbaikan pada kuartal ini. Di sisi lain, ekspor relatif menjadi penopang dengan kenaikan 11,3% pada Juni, dipicu percepatan pengapalan produk sebelum tarif AS efektif berlaku 19%.
OJK dan lembaga seperti Permata Bank juga memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh di kisaran 4,76% hingga 4,79% YoY pada kuartal II. OJK menyatakan optimisme terhadap kondisi semester II-2025, didorong membaiknya ekonomi global, meredanya ketegangan perang dagang, dan konsensus tarif AS resiprokal di level 19%.IMF pun telah menyesuaikan proyeksi pertumbuhan Indonesia menjadi 4,8% untuk 2025 dan 2026, menggambarkan harapan pemulihan ekonomi jangka menengah secara gradual.