Pada hari Selasa (15/8/2023), Bank Sentral China (PBOC) kembali memangkas suku bunga untuk kedua kalinya dalam tiga bulan terakhir. Adapun, PBOC menurunkan suku bunga pinjaman satu tahun, atau fasilitas pinjaman jangka menengah (MLF) sebesar 15 basis poin (bps) menjadi 2,5%.
Pemangkasan ini pun terjadi setelah China melaporkan deflasi untuk pertama kalinya sejak 2021. Sebagai informasi, indeks harga konsumen (IHK) China anjlok sebesar 0,3% dan Indeks Harga Produsen (Producer Price Index/PPI) mengalami deflasi 4,4% (yoy).
Penurunan suku bunga acuan China ini juga dapat mendorong obligasi pemerintah dan membebani nilai tukar. Selain itu, tindakan pelonggaran PBOC juga menambah tekanan pada yuan, yang telah jatuh ke level terendah sejak November 2022 karena prospek pertumbuhan ekonomi yang melemah.
Langkah pemangkasan ini juga membuka pintu bagi potensi pemotongan suku bunga acuan pinjaman pinjaman China (LPR) minggu depan. Adapun survei Bloomberg, menunjukkan bahwa 14 dari 15 analis memperkirakan suku bunga akan tetap tidak berubah.