Pada perdagangan hari Rabu (16/8/2023), harga minyak terpantau turun, meskipun terjadi penarikan besar-besaran dalam stok minyak mentah Amerika Serikat (AS). Penurunan harga minyak ini pun didorong oleh kekhawatiran investor mengenai ekonomi China yang memburuk.
Sebagai informasi, Biro Statistik Nasional (NBS) China melaporkan Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) mengalami deflasi sebesar 0,3% (yoy) pada Juli, dan menjadi deflasi yang pertama sejak Februari 2021. Impor China pada bulan Juli juga tercatat menurun 12,4% dan ekspor turun 14,5%.
Adapun, minyak mentah berjangka Brent turun US$ 1,44 atau 1,7% ke level US$ 83,45 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun US$ 1,61 atau 2% ke level US$ 79,38 per barel. Kedua tolok ukur itu pun turun lebih dari 1% di sesi sebelumnya ke level terendah sejak 8 Agustus.
Sebagai informasi, persediaan minyak mentah AS turun hampir 6 juta barel pekan lalu, didorong oleh ekspor yang kuat dan laju penyulingan. Selain itu, harga minyak juga terbebani oleh ekspetasi pasar bahwa The Fed akan kembali meningkatan suku bunganya pada pertemuan November mendatang.