[Medan | 2 Mei 2025] Perekonomian Amerika Serikat mencatat kontraksi sebesar 0,3% pada kuartal pertama 2025, menjadi penurunan pertama sejak awal 2022. Penurunan ini terutama dipicu oleh lonjakan impor yang signifikan dan melemahnya belanja rumah tangga.
Impor barang melonjak hingga 41,3% secara tahunan, karena banyak pelaku usaha berupaya menimbun persediaan menjelang pemberlakuan tarif baru oleh pemerintahan Presiden Donald Trump. Dalam perhitungan Produk Domestik Bruto (PDB), kenaikan impor justru memberikan tekanan karena dikalkulasi sebagai pengurang.
Sementara itu, konsumsi rumah tangga, yang menyumbang porsi terbesar dalam perekonomian AS, hanya tumbuh 1,8%, tingkat terendah sejak kuartal kedua 2023. Belanja pemerintah federal pun turun tajam sebesar 5,1%, menjadi kontraksi terdalam sejak awal 2022.
Di sisi lain, investasi tetap mengalami kenaikan kuat sebesar 7,8%, didorong oleh peningkatan belanja bisnis yang mengantisipasi tarif baru. Presiden Trump menilai hal ini sebagai sinyal bahwa kebijakan ekonominya berhasil menarik investasi domestik. Bahkan, penasihatnya Peter Navarro menyebut kontraksi PDB kali ini sebagai “angka negatif terbaik” karena disertai lonjakan investasi.
Namun demikian, sejumlah ekonom memperingatkan bahwa kenaikan investasi ini kemungkinan hanya bersifat sementara. Jika tarif terus meningkat, biaya produksi akan bertambah dan bisa membebani bisnis dalam jangka menengah. Sejumlah analis juga memperkirakan peluang terjadinya resesi di AS dalam 12 bulan mendatang sebesar 50%.