[Medan | 7 November 2023] Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 mencapai 4,94% secara year on year (yoy). Angka ini pun jauh lebih rendah dibandingkan dengan pencapaian ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 yang tercatat tumbuh sebesar 5,17% (yoy) dan 3,86% (qtq) pada kuartal II-2023.
Berdasarkan lapangan usaha, seluruh sektor terlihat mencatatkan pertumbuhan positif, kecuali sektor jasa pendidikan dan administrasi pemerintahan yang masing-masing mengalami kontraksi sebesar -2,07% dan -6,23% year on year (yoy). Adapun pertumbuhan tertinggi dicatatkan oleh lapangan usaha transportasi & pergudangan, akomodasi & makan minum, serta jasa lainnya, yang masing-masingnya tumbuh sebesar 14,74%, 10,90%, dan 11,14% yoy. Sementara itu, sektor industri pengolahan tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, dengan pertumbuhan sebesar 5,20% yoy.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi perekonomian dalam negeri, termasuk kondisi beberapa negara mitra dagang utama Indonesia tetap tumbuh meskipun pada umumnya pada kuartal III-2023 relatif lebih lambat dibandingkan kuartal II seperti China dan India. Selain itu, penurunan harga komoditas global, termasuk minyak kelapa sawit (CPO), nikel, dan batu bara, juga memberikan dampak signifikan pada komoditas ekspor utama Indonesia.
Sementara dari dalam negeri, ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 ini didorong oleh peningkatan mobilitas dan peningkatan pariwisata, kemudian daya beli masyarakat masih stabil dan aktivitas produksi tetap solid dan adanya respons kebijakan ekonomi oleh reagulator. Adapun usai dirilisnya data ekonomi Indonesia untuk kuartal III-2023 ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun terpantau melesat 1,33% ke level Rp 6.878 pada perdagangan hari Senin (6/11/2023).