[Medan | 27 September 2024] Harga batu bara global melonjak lebih dari 1% pada Rabu (25/9/2024), didorong oleh meningkatnya impor batu bara termal India serta rencana paket stimulus ekonomi dari China.
Data Refinitiv menunjukkan bahwa harga batu bara ICE Newcastle untuk kontrak Oktober 2024 naik 1,78% menjadi US$ 142,9 per ton. Ini merupakan harga tertinggi sejak 2 September 2024 dan mencatat kenaikan lima hari berturut-turut dengan total kenaikan 5,7%.
Kenaikan ini dipicu oleh lonjakan impor batu bara termal India. Selama April-Juli 2024, India meningkatkan impor batu bara termalnya sebesar 2% untuk mendukung pembangkit listrik, seperti dikonfirmasi oleh Kementerian Batu Bara India.
Secara keseluruhan, impor batu bara India, termasuk batu bara kokas untuk produksi baja, naik 0,9% dibanding tahun sebelumnya menjadi 90,51 juta ton selama empat bulan pertama tahun fiskal 2024. Sementara itu, pembangkit listrik termal India tumbuh 11,1% menjadi 483,82 miliar unit, dengan konsumsi batu bara impor meningkat 75% menjadi 17,69 juta ton.
Meskipun India memiliki cadangan batu bara terbesar kelima di dunia, produksi domestiknya masih belum bisa memenuhi permintaan. Produksi batu bara India pada April-Juli 2024 naik 9,6% (yoy) menjadi 321,40 juta ton.
Selain itu, harga batu bara juga terdorong oleh rencana stimulus dari pemerintah China untuk mendukung ekonomi yang masih tertekan. Bank sentral China (PBoC) merencanakan stimulus moneter, termasuk dukungan bagi pasar properti. PBoC berencana memangkas cadangan wajib bank sebesar 50 basis poin serta menurunkan suku bunga repo tujuh hari sebesar 0,2 poin persentase menjadi 1,5%. Suku bunga deposito dan lainnya juga akan diturunkan.
Langkah-langkah ini diperkirakan akan meringankan beban rumah tangga, meski menimbulkan kekhawatiran terhadap profitabilitas bank. Stimulus ini, yang belum ditentukan kapan berlaku, turut mendorong kenaikan harga komoditas, termasuk batu bara, mengingat China merupakan pengimpor batu bara terbesar di dunia.