[Medan | 29 Oktober 2025] Harga emas kembali melemah ke posisi terendah dalam tiga minggu pada Selasa (28/10/2025), seiring meningkatnya optimisme terhadap pembicaraan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Harapan akan tercapainya kesepakatan antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut membuat minat terhadap aset safe haven seperti emas menurun.
Mengutip Reuters, harga emas spot turun 0,4% ke US$3.964,35 per ons pada pukul 13.45 waktu New York, setelah sempat menyentuh level terendah sejak 6 Oktober. Sementara kontrak berjangka emas AS (gold futures) ditutup melemah 0,9% ke US$3.983,1 per ons.
Sepanjang tahun ini, harga emas masih mencatat kenaikan lebih dari 50%, ditopang oleh ketegangan geopolitik dan ekspektasi pemangkasan suku bunga AS. Namun, kabar bahwa Presiden Xi Jinping dan Presiden Donald Trump akan segera meninjau kesepakatan dagang baru memicu pelepasan aset safe haven.
“Ketegangan dagang AS–China benar-benar mereda, dan peluang tercapainya kesepakatan pada akhir pekan ini cukup tinggi. Ini menjadi katalis negatif bagi harga emas,” ujar Jim Wyckoff, analis senior Kitco Metals.
Sementara itu, pasar juga menunggu hasil rapat kebijakan moneter Federal Reserve yang berlangsung dua hari. Investor memperkirakan The Fed akan kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin.
Meski tekanan jangka pendek masih terasa, prospek jangka menengah emas dinilai beragam. London Bullion Market Association (LBMA) memperkirakan harga emas bisa menembus US$4.980 per ons dalam 12 bulan ke depan. Namun, Citigroup dan Capital Economics justru menurunkan proyeksinya, sementara Bank of America menyebut pasar emas sudah jenuh beli dengan potensi koreksi ke level US$3.800 per ons pada kuartal IV tahun ini.
Adapun harga perak naik tipis 0,7% ke US$47,21 per ons, platinum stagnan di US$1.589,87, dan palladium turun 0,1% ke US$1.401,63 per ons.

