[Medan | 11 April 2025] Ketegangan geopolitik dan memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok kembali mengangkat pamor emas sebagai aset lindung nilai utama (safe haven).
Pada perdagangan hari Rabu (9/4/2025), harga emas dunia di pasar spot melesat 3,30% di level US$3.082,18 per troy ons. Kenaikan signifikan ini tidak hanya menghapus tekanan selama empat hari berturut-turut, tetapi juga membawa emas kembali bertahan di atas level psikologis US$ 3.000 per troy ons.
Katalis utama penguatan emas datang dari langkah mengejutkan Presiden AS Donald Trump, yang mengumumkan penundaan sementara selama 90 hari atas pemberlakuan tarif tinggi terhadap puluhan negara. Kebijakan ini disambut positif oleh pasar global, termasuk Indonesia yang selama ini lebih memilih jalur negosiasi dibandingkan konfrontasi langsung.
Namun, kabar baik ini dibayangi oleh keputusan Trump untuk tetap bersikap keras terhadap Tiongkok. Secara khusus, Trump menaikkan tarif impor atas barang-barang asal China dari 104% menjadi 125%, mempertegas sikap agresif AS terhadap mitra dagang utamanya dan memperpanjang eskalasi perang tarif yang sudah memanas selama sepekan terakhir.
Di sisi lain, lonjakan harga emas juga ditopang oleh meningkatnya ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter oleh The Federal Reserve. Risalah pertemuan terakhir The Fed menunjukkan kekhawatiran yang mendalam terhadap kombinasi antara risiko inflasi yang tinggi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Beberapa anggota dewan bahkan menyebut perlunya menghadapi “kompromi sulit” dalam kebijakan ke depan, yang semakin memperbesar peluang pemangkasan suku bunga. Adapun saat ini, pelaku pasar memperkirakan probabilitas sebesar 72% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada pertemuan bulan Juni mendatang.
Kondisi tersebut menciptakan lingkungan yang sangat mendukung bagi reli emas. Dalam situasi suku bunga rendah, emas yang tidak menghasilkan imbal hasil seperti obligasi atau deposito justru menjadi lebih menarik karena opportunity cost-nya menurun. Ditambah lagi, ketidakpastian geopolitik yang tinggi mendorong permintaan terhadap aset lindung nilai seperti emas.
Jika eskalasi perang dagang terus berlanjut dan The Fed benar-benar memangkas suku bunga, harga emas berpeluang melanjutkan tren kenaikannya. Target jangka menengah berada di kisaran US$ 3.500 per troy ons. Bahkan, dalam skenario ekstrem yang melibatkan krisis keuangan global lanjutan atau kejutan kebijakan moneter, harga emas berpotensi menembus level US$ 4.000 per troy ons.