[Medan | 23 September 2025] Harga emas kembali menembus rekor tertinggi pada awal pekan ini, didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan oleh bank sentral Amerika Serikat (The Fed) serta meningkatnya permintaan aset safe haven di tengah ketidakpastian geopolitik global.
Senin (22/9/2025), harga emas spot ditutup menguat 1,7% ke level US$ 3.746,8 per ons troi. Sementara itu, kontrak emas berjangka Desember 2025 di Comex naik 1,9% menjadi US$ 3.775,1 per ons troi.
Lonjakan harga emas dipicu oleh pandangan pejabat The Fed yang menilai pemangkasan suku bunga perlu dilakukan lebih agresif untuk menjaga prospek ekonomi. The Fed sebelumnya memangkas suku bunga 25 basis poin pekan lalu, pertama kali sejak Desember 2024, dan memberi sinyal masih terbuka ruang pelonggaran lebih lanjut hingga akhir tahun.
Ketidakpastian geopolitik juga memperkuat minat investor terhadap aset lindung nilai. Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan pasukannya berhasil menguasai wilayah Kalynivske di Dnipropetrovsk, Ukraina, menambah tensi konflik yang masih berlangsung.
Di sisi lain, investor menanti sejumlah pidato pejabat The Fed pekan ini, termasuk pernyataan Ketua Jerome Powell pada Selasa (23/9), serta data inflasi pengeluaran konsumsi pribadi inti AS pada Jumat, yang diperkirakan akan menjadi sinyal penting arah kebijakan moneter.
Faktor lain yang menopang harga adalah meningkatnya permintaan bank sentral. Setelah sempat melambat, pembelian emas bank sentral global kembali pulih ke 63 ton, sesuai rata-rata pasca-2022, menurut laporan Societe Generale.
Harga logam mulia lain turut terkerek. Perak spot melonjak 2,1% ke US$ 43,99 per ons troi, level tertinggi dalam 14 tahun terakhir. Platinum naik 1% ke US$ 1.418,61 per ons troi, sementara paladium menguat 3,3% ke US$ 1.186,71 per ons troi. Dengan rasio emas-perak saat ini sekitar 86, di atas rata-rata lima tahun sebesar 82, analis menilai perak masih memiliki ruang lebih besar untuk melanjutkan reli.