[Medan | 17 Maret 2025] Harga emas mencatat rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high/ATH) setelah berhasil menembus level psikologis US$ 3.000 per ons pada Jumat (14/3/2025).
Sejak awal tahun, harga emas telah mengalami kenaikan sekitar 12%, didorong oleh beberapa faktor utama, seperti ketidakpastian geopolitik, kebijakan tarif AS, serta meningkatnya kekhawatiran terhadap defisit anggaran Amerika Serikat.
Rekor ini diperkirakan belum menjadi puncak, karena tren bullish emas masih berlanjut. Goldman Sachs memproyeksikan harga emas akan mencapai US$ 3.300 per ons pada akhir 2025, sementara Macquarie memperkirakan harga emas bisa naik hingga US$ 3.500 per ons pada kuartal ketiga tahun ini.
Secara historis, emas merupakan aset lindung nilai utama di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi. Selain itu, permintaan dari bank sentral turut berkontribusi terhadap kenaikan harga emas. China, sebagai pembeli terbesar, telah menambah cadangan emasnya selama empat bulan berturut-turut hingga Februari 2025. Bank sentral di berbagai negara juga terus meningkatkan kepemilikan emas sebagai langkah untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS, yang semakin bergejolak.
Ekspektasi terhadap pelonggaran kebijakan moneter The Fed juga menjadi faktor pendukung kenaikan emas. Pasar memperkirakan bahwa pemangkasan suku bunga pertama akan dimulai pada Juni, yang akan semakin meningkatkan daya tarik emas sebagai aset tanpa imbal hasil.